Network Viral Indonesia – Kalau kita bicara tentang sosok pemimpin agama Katolik modern, nama Paus Fransiskus pasti langsung muncul di pikiran. Beliau bukan hanya terkenal karena kerendahan hatinya, tapi juga karena perjalanan hidupnya yang penuh warna. Dari jalanan sederhana di Buenos Aires sampai ke takhta suci Vatikan, kisahnya menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Profil Paula Verhoeven: Model Indonesia yang Menginspirasi
Awal Kehidupan di Buenos Aires
Paus Fransiskus, yang nama aslinya Jorge Mario Bergoglio, lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Sejak kecil, beliau sudah hidup sederhana. Ia besar di tengah keluarga keturunan Italia yang mengajarkan pentingnya kerja keras, kejujuran, dan kasih sayang. Waktu itu, tak banyak yang menyangka bocah ini suatu hari nanti bakal memimpin Gereja Katolik sedunia.
Kalau kamu penasaran apa agama Paus Fransiskus?, jawabannya jelas: Katolik. Tapi menariknya, gaya hidup dan pemikiran beliau sering dianggap “di luar pakem” untuk ukuran pemimpin agama sekelas Paus. Ia dikenal progresif tanpa melupakan akar tradisi gereja.
Masa Muda dan Panggilan Menjadi Imam
Sebelum akhirnya memilih jalur hidup rohani, Paus Fransiskus sempat belajar kimia dan bahkan bekerja di laboratorium. Namun, panggilan jiwa membawanya ke jalan berbeda. Ia masuk seminari dan bergabung dengan Serikat Yesus atau Jesuit, sebuah ordo religius yang sangat berfokus pada pendidikan dan pelayanan sosial.
Ketika akhirnya ditahbiskan menjadi imam, Jorge Mario Bergoglio membawa nilai-nilai Jesuit ke dalam setiap pelayanannya. Ia lebih suka turun langsung ke jalanan, menemui kaum miskin, berbicara dengan mereka, dan hidup sederhana. Tidak heran jika kemudian, banyak orang yang merasa dekat dengan sosoknya.
Baca Juga: Profil Lengkap Paus Fransiskus: Pemimpin Gereja Katolik dari Argentina
Perjalanan Menuju Kepemimpinan di Argentina
Tahun 1998, beliau diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Di tengah popularitasnya, ia tetap sederhana. Tidak mau tinggal di istana uskup, beliau memilih tinggal di apartemen kecil, memasak sendiri, dan naik kendaraan umum. Gaya hidup seperti ini membuat orang bertanya-tanya: Berapa gaji Paus?.
Waktu masih jadi Uskup Agung, gajinya tentu mengikuti standar gereja lokal, yang sebenarnya sangat kecil. Setelah menjadi Paus, gajinya? Secara teknis, Paus tidak menerima gaji. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh Vatikan, tapi beliau pribadi dikenal hidup sangat bersahaja.
Terpilih Menjadi Paus
Tahun 2013 menjadi momen bersejarah. Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi Paus ke-266 menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Dengan memilih nama Fransiskus, ia ingin menunjukkan kesetiaan pada nilai-nilai Santo Fransiskus dari Assisi: kemiskinan, damai, dan cinta terhadap semua makhluk.
Orang-orang langsung bertanya-tanya, siapa presiden Vatikan saat ini?. Sebenarnya, Vatikan adalah negara kecil berbentuk kerajaan teokratis. Jadi, “presidennya” adalah Paus itu sendiri. Sampai hari ini, Paus Fransiskuslah yang menjadi kepala negara Vatikan, selain tentu sebagai pemimpin Gereja Katolik global.
Gaya Kepemimpinan yang Membumi
Sejak awal, Paus Fransiskus membawa warna baru dalam kepemimpinannya. Ia tidak suka kemewahan berlebihan. Mobilnya kecil, rumahnya sederhana, bahkan ia sering memilih makan bersama staf biasa dibandingkan makan malam mewah.
Kebijakan beliau juga banyak menarik perhatian dunia. Misalnya, dalam hal keuangan Vatikan, beliau mendorong reformasi besar-besaran agar lebih transparan. Ini membuat banyak orang kembali bertanya soal berapa gaji Paus? dan keuangan gereja. Dengan langkah-langkah transparan ini, Paus Fransiskus ingin memastikan bahwa gereja tetap fokus pada pelayanan, bukan pada kekayaan materi.
Sikap Paus Fransiskus terhadap Isu Sosial
Paus Fransiskus juga dikenal sangat terbuka terhadap berbagai isu sosial. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah Paus Fransiskus menyetujui LGBT?.
Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak. Paus Fransiskus menegaskan bahwa setiap orang, termasuk kaum LGBT, layak dihormati dan dicintai. Salah satu kutipannya yang terkenal, “Siapalah saya untuk menghakimi?” saat ditanya tentang homoseksual, mencerminkan pendekatan penuh kasih ini. Meski Gereja Katolik tetap mempertahankan ajarannya tentang pernikahan, Paus mendorong dialog yang lebih inklusif dan menghindari diskriminasi.
Di banyak kesempatan, beliau juga mengungkapkan dukungannya terhadap perlindungan hukum untuk pasangan sejenis, meskipun bukan dalam konteks pernikahan gereja. Hal ini cukup mengguncang dunia, karena menunjukkan bahwa kepemimpinannya berusaha menjembatani kepercayaan lama dengan realitas dunia modern.
Tantangan-Tantangan di Vatikan
Memimpin Gereja Katolik bukan tugas mudah. Di tengah dunia yang terus berubah, Paus Fransiskus menghadapi banyak tantangan, mulai dari skandal keuangan sampai kasus pelecehan seksual di lingkungan gereja. Namun, gaya komunikasinya yang sederhana dan penuh empati membuat banyak orang tetap mempercayai arahannya.
Di samping itu, posisi beliau sebagai presiden Vatikan saat ini membuatnya bertanggung jawab atas administrasi negara kecil ini. Di bawah kepemimpinannya, Vatikan banyak melakukan reformasi internal, termasuk memperbaiki sistem keuangan dan manajemen administrasi gereja.
Visi Spiritualitas yang Baru
Salah satu ciri khas Paus Fransiskus adalah menekankan pentingnya hubungan pribadi dengan Tuhan, ketimbang hanya mengikuti ritual belaka. Ia mengajak umat Katolik untuk lebih terlibat dalam masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan keadilan sosial.
Dalam berbagai surat dan ensikliknya, beliau mengajak kita semua untuk peduli pada bumi sebagai rumah bersama. Ini juga jadi jawaban yang lebih dalam tentang apa agama Paus Fransiskus? Katolik, tentu saja, tetapi dengan penekanan kuat pada misi sosial dan ekologis.
Kedekatan Paus Fransiskus dengan Umat
Salah satu hal paling menyentuh dari Paus Fransiskus adalah bagaimana ia benar-benar ingin dekat dengan umatnya. Ia sering mengadakan audiensi umum, bertemu langsung dengan umat dari berbagai kalangan, bahkan tidak segan untuk memeluk orang sakit atau tunawisma.
Dengan pendekatan ini, ia tidak hanya menghapus jarak antara Paus dan umat biasa, tetapi juga memperkuat rasa persaudaraan di tengah komunitas Katolik global.
Kalau kembali pada pertanyaan seputar berapa gaji Paus?, mungkin jawaban terbaik adalah: dia tidak bekerja demi uang. Semua yang dilakukan Paus Fransiskus, dari senyuman kecil sampai keputusan besar, benar-benar berakar dari niat melayani.
Dukungan dan Kritik
Seperti semua pemimpin besar, Paus Fransiskus juga tidak luput dari kritik. Beberapa kelompok konservatif menganggap pendekatannya terhadap isu-isu seperti LGBT dan perubahan iklim terlalu progresif. Sebaliknya, kelompok progresif kadang berharap beliau bergerak lebih cepat dalam mereformasi aturan gereja.
Namun, di tengah segala perbedaan itu, satu hal yang tidak bisa disangkal adalah ketulusan hati beliau. Menjadi presiden Vatikan saat ini bukanlah tugas ringan, tetapi Paus Fransiskus menjalani semua itu dengan penuh cinta dan dedikasi.
Warisan yang Akan Dikenang
Meski kita belum tahu berapa lama lagi Paus Fransiskus akan memimpin, banyak yang yakin bahwa warisan beliau akan bertahan lama. Ketegasannya dalam memperjuangkan keadilan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, dan upaya membangun dialog antaragama, membuatnya menjadi salah satu Paus paling berpengaruh dalam sejarah modern.
Dan siapa tahu, mungkin kelak ketika orang bertanya apa agama Paus Fransiskus? atau apakah Paus Fransiskus menyetujui LGBT?, jawaban yang mereka temukan bukan sekadar fakta, melainkan inspirasi tentang cinta tanpa batas dan pelayanan tanpa pamrih.