Network Viral Indonesia – Kalau kita ngomongin tentang sosok tangguh di dunia sepak bola, nama Francesco Acerbi wajib banget masuk daftar. Bukan cuma karena dia bek tengah yang andal di lapangan, tapi juga karena kisah hidupnya yang luar biasa menginspirasi. Banyak orang tahu dia sebagai pilar pertahanan timnas Italia. Tapi sedikit yang tahu tentang perjuangan besar di balik karier cemerlangnya, terutama saat dia harus berhadapan langsung dengan penyakit kanker.
Baca Juga: Perjalanan Karier Lisa, Jennie, Rosé, Jisoo
Siapakah Francesco Acerbi Cavaliere Omri?
Mungkin kamu pernah dengar gelar Cavaliere Omri yang disematkan di belakang namanya. Nah, itu bukan gelar sembarangan. Cavaliere dell’Ordine al Merito della Repubblica Italiana adalah salah satu penghargaan tertinggi dari pemerintah Italia untuk warga negara yang dianggap berjasa di bidangnya. Jadi kalau ditanya Siapakah Francesco Acerbi Cavaliere Omri?, jawabannya adalah seorang pemain sepak bola Italia yang bukan cuma jago di lapangan, tapi juga punya pengaruh besar dan membawa inspirasi melalui perjuangannya melawan kanker.
Acerbi lahir di Vizzolo Predabissi, Italia, tahun 1988. Karier sepak bolanya mulai bersinar saat ia memperkuat Chievo Verona, lalu meroket bersama Sassuolo, dan akhirnya bersinar terang di Lazio. Dalam perjalanan itu, dia juga jadi bagian penting dari acerbi timnas Italia, apalagi saat ikut membawa tim menjuarai Euro 2020.
Baca Juga: Profil & Fakta Member BLACKPINK
Acerbi Sakit Apa? Kisah yang Tak Banyak Diketahui Orang
Pertanyaan yang sering muncul adalah, Acerbi sakit apa? Jawabannya: kanker testis. Waktu itu tahun 2013. Kariernya sedang naik. Dia sudah menunjukkan kualitas sebagai pemain bertahan top. Tapi secara tiba-tiba, dokter mendiagnosis tumor di testisnya. Buat siapa pun, kabar kayak gitu pasti bikin syok. Tapi buat Acerbi, itu bukan akhir dari segalanya.
Yang bikin kisah ini makin menyentuh adalah cara Acerbi menghadapi situasinya. Dia sempat menjalani operasi untuk mengangkat tumor, lalu kembali ke lapangan. Tapi tak lama kemudian, dia dinyatakan positif dalam tes doping. Banyak yang sempat menuding macam-macam, padahal ternyata obat yang membuat hasil tesnya positif adalah bagian dari terapi kankernya. Itulah momen di mana publik benar-benar tahu kondisi kesehatannya.
Acerbi menjalani kemoterapi dan berbagai perawatan berat. Dalam beberapa bulan, berat badannya turun drastis. Tapi dia nggak pernah menyerah. Tekadnya untuk sembuh dan kembali bermain sepak bola begitu besar. Dan ajaibnya, dia berhasil melewati semuanya.
Baca Juga: Biodata Lengkap 4 Member BLACKPINK
Acerbi Timnas Italia: Dari Sakit Jadi Skuad Juara
Setelah sembuh total, Acerbi kembali merintis kariernya dari awal. Banyak yang menyangka dia bakal kesulitan kembali ke performa terbaik. Tapi dia membuktikan sebaliknya. Ia tampil konsisten dan solid di lini belakang, hingga akhirnya dipanggil kembali untuk memperkuat timnas Italia.
Bersama Gli Azzurri, Acerbi menjadi bagian dari skuad yang meraih gelar juara Euro 2020. Bahkan meski tak selalu starter, peran dan pengalamannya begitu berharga di ruang ganti. Dia dikenal sebagai sosok dewasa dan tenang, tipikal pemain yang bisa diandalkan dalam situasi genting.
Kisah Acerbi timnas Italia nggak cuma soal trofi. Ini juga tentang pembuktian bahwa semangat juang bisa mengalahkan rasa sakit. Dulu ia harus absen karena kanker. Tapi kemudian dia kembali, dan membantu negaranya meraih puncak Eropa.
Baca Juga: Koleksi Lagu BLACKPINK Terbaik
Statistik Francesco Acerbi: Konsisten di Level Tertinggi
Kalau kita bicara soal angka dan performa, Statistik Francesco Acerbi nggak bisa dianggap remeh. Sejak kembali dari masa-masa sulitnya, ia tampil luar biasa di level klub maupun tim nasional. Di Lazio, dia jadi pemain kunci selama beberapa musim. Bahkan di usia yang tidak lagi muda untuk ukuran pemain belakang, performanya tetap stabil.
Statistik Francesco Acerbi mencatat lebih dari 300 pertandingan di Serie A. Ia dikenal sebagai bek yang jarang absen, punya stamina bagus, dan hampir nggak pernah melakukan blunder fatal. Bahkan ia juga kadang mencetak gol lewat bola mati, karena kemampuan duel udara yang kuat.
Selain itu, di timnas Italia, ia mencatat lebih dari 30 caps. Meski sempat kalah bersaing dengan bek-bek muda, nama Acerbi tetap masuk dalam skuad karena pengalaman dan kematangannya sangat dibutuhkan pelatih.
Kembali Kuat: Mental Baja Seorang Pejuang
Yang bikin kisah hidup Acerbi begitu luar biasa adalah kekuatan mentalnya. Setelah didiagnosis kanker, dia tidak menyalahkan siapa-siapa. Dia menerima kenyataan, menjalani pengobatan, dan tetap menjaga pikirannya tetap positif. Ia bahkan pernah bilang bahwa penyakit itu membuatnya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Saat orang-orang lain mungkin menyerah, Acerbi malah tumbuh. Dia menggunakan platformnya sebagai atlet untuk menginspirasi banyak orang. Banyak pasien kanker yang menjadikan kisah Acerbi sebagai motivasi untuk terus berjuang.
Gaya Main Francesco Acerbi yang Elegan dan Efektif
Di lapangan, Acerbi dikenal sebagai bek yang nggak neko-neko. Gaya mainnya simpel, tapi efektif. Dia jarang bikin pelanggaran keras, lebih mengandalkan posisi dan pembacaan permainan. Bek-bek seperti ini langka, apalagi yang bisa menjaga performa stabil di usia kepala tiga.
Dengan tinggi badan 1,92 meter, Acerbi juga jadi senjata di bola-bola atas. Nggak cuma kuat bertahan, dia juga sering membantu saat tim butuh gol dari tendangan bebas atau sepak pojok.
Dan satu hal lagi, Acerbi sangat jarang cedera setelah sembuh dari kankernya. Dia benar-benar menjaga tubuhnya, mulai dari pola makan, waktu istirahat, sampai jadwal latihan. Dia tahu bahwa tubuh adalah aset terbesar seorang atlet.
Inspirasi dari Seorang Kesatria
Mungkin gelar Cavaliere Omri terasa simbolis. Tapi kalau kita lihat kisah hidup Francesco Acerbi, gelar itu benar-benar pantas. Dia nggak cuma berjuang untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk memberi harapan buat banyak orang.
Ketika ditanya soal perjalanan hidupnya, Acerbi selalu rendah hati. Dia mengakui sempat terpuruk, sempat takut. Tapi dia bangkit, bukan hanya sebagai pemain bola, tapi sebagai manusia. Dan itu yang bikin kisahnya begitu menyentuh.
Dukungan Keluarga dan Klub
Perjalanan Acerbi tentu tidak sendirian. Ia punya support system yang kuat, mulai dari keluarga, sahabat, hingga rekan setim. Klub-klub yang dia bela juga memberi ruang dan waktu untuknya pulih. Terutama Lazio, yang benar-benar memberi kepercayaan penuh setelah masa pemulihannya.
Banyak pelatih memuji etos kerja Acerbi. Dia nggak pernah setengah-setengah saat latihan, dan selalu tampil profesional di dalam maupun luar lapangan. Semangatnya menular ke pemain lain, terutama yang lebih muda.
Masa Depan Francesco Acerbi
Saat ini, Acerbi masih jadi bagian dari skuad elite Serie A. Meski usianya sudah lewat 35, performanya masih konsisten. Banyak yang bilang dia bisa jadi pelatih hebat suatu hari nanti, karena kecerdasan taktis dan pengalamannya yang luas.
Tapi buat Acerbi, selama masih bisa berlari dan bertahan, dia akan terus bermain. Karena setiap kali dia masuk lapangan, itu adalah bentuk perlawanan terhadap masa lalu kelam yang pernah ia hadapi.